Pendidikan Pancasila : Identitas Kemanusiaan dalam Konteks Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Pendidikan Pancasila : Identitas Kemanusiaan dalam Konteks Kemanusiaan yang Adil dan Beradab



Implikasi Ketuhanan YME Identitas Manusia 



Merupkana suatu manifestasi relasi secara Vertikal-Horizontal. Hal ini tertuang pada pernyataan dalam Al-Qur'an yang isi katanya adalah Habluminallah-Habluminannas yang berarti hubungan antara manusia dan hubungan Tuhan. Ireneus dari Lyon mengatakan “Gloria Enim Dei Vivens Homo” yang berarti kemuliaan Tuhan hadir dalam kehidupan manusia.


Esensi Ketuhanan dalam Identitas manusia



“Jika kehidupan manusia dilecehkan dan tidak dihormati, maka Tuhan tidak dimuliakan para pemuja dan penyembah-Nya”

Karena hubungan manusia-manusia merupakan sebuah manifestasi kehidupan bertuhan, maka dengan melecehkan kehidupan manusia itu sendiri sudah membuat hubungan dengan tuhan ikut terlecehkan. 

Hal ini juga--pelecehan kehidupan manusia--yang membuat banyak sekali diskusi-diskusi mengenai kemanusiaan. Oleh karena itu, mengapa kita perlu diskusi kemanusiaan ? 

Fakta pelecehan dan kekerasan pada kemanusiaan baik dalam skala kecil atau masif yang menggugat rasa kemanusiaan. Lihat saja kasus pelecehan sekusal yang merebak dimana-mana, kemudian aksi pembunuhan yang dibalut dengan emosi yang tidak berguna, hingga perampokan dengan alasan yang sampah--ekonomi.


Kesetaraan dan Kebebasan dasar Adil dan Beradab



Struktur Dasar Manusia 

Struktur dasar manusia terbagi menjadi 3 hal yaitu;


  1. Tubuh
  2. Jiwa
  3. Roh

10 Kemampuan Dasar Manusia 


  1. Hidup 
  2. Kesehatan Fisik
  3. Kesehatan Tubuh
  4. Pancaindra, Imajinasi dan pikiran
  5. Afeksi yang sehat
  6. Nalar praktis
  7. Afiliasi
  8. Berelasi
  9. Bermain 
  10. Adaptasi 

Definisi Adil dan Beradab



Adil dan beradab merupakan suatu bentuk manifestasi pengakuan setiap orang mempunyai struktur dasar dan punya kemampuan dasar, tanpa terkecuali. Manusia setara dan punya kemapuan untuk menentukan jalan dan cara hidupnya. Dasar penghormatan pada kesetaraan dan kebebasan 


Kesetaraan dan kemerdekaan sebagai implikasi nilai kemanusiaan



“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”

Alinea ini memuat logika “totem pro parte” ( keseluruhan untuk bagian-bagian )


Konsekuensi dari perbedaan antar manusia

“Wujud identitas diri yang melekat dalam kemanusiaan kita berdasarkan ras, suku, pilihan gaya hidup, budaya, preferensi politik, strata sosial-ekonomi, agama tidak bisa menghapus kenyataan bahwa kita setara”

Tidak peduli anda memiliki agama apapun--termasuk tidak percaya dengan adanya tuhan ataupun anda memiliki kepercayaan Agnostik, tidak percaya Tuhan,--ras apapun, bahkan siapapun anda jika dibandingkan orang lain memiliki kesetaraan yang sama. Namun, hal ini masih tidak dapat dilakukan secara utuh karena beberapa hal ini.


  • Semua manusia setara mengacu pada struktur dasar dan kempuan dasar manusia. Namun, perwujudannya dapat berbeda-beda. Hidup adalah pilihan dan pilihan manusia berbeda-beda
  • Artinya, kesetaraan tidak mengabaikan adanya perbedaan

Kita setara dalam kenyataan yang berbeda. Seperti perkataan dari Buddha,



We are not born as a winner, We are not born as loser, We are born as a chooser

--Buddha


Kesetaraan, kebebasan dan diskursus identitas diri




Amin Maalouf mengatakan bahwa pembentukan identitas manusia mengikuti garis vertical dan horizontal seperti yang diilustrasikan bagan di bawah ini :



Vertical

Orangtua menurunkan pencirian, budaya, agama, tata krama, kebiasaan, kesenian, hirarki adat, strata sosial. Berkaitan juga dengan isu Keaslian. Isu ini memunculkan beberapa hal seperti :


  • Stereotipe
  • Asosiasi linier
  • Generalisasi (etnik, budaya, bahasa, agama, politik)

Labeling ini mengesampingkan bahwa manusia itu unik dan bebas. Amartya Sen dalam buku Identity and Violence (2005) mengatakan bahwa menolak asosiasi mengaitkan suku bangsa dengan agama atau tingkat perkembangan peradaban



Horizontal

Terjadi saat menyeleksi berbagai unsur budaya, afiliasi politik, ekonomi, sosial sezaman. Contoh, memilih agama selain yang diturunkan, berpakaian ala mode mutakhir, memilih kebiasaan gaya hidup

Aspek yang menetukan siapa kita berdasarkan kebebasan untuk menentukan afiliasi atau aliansi dengan berbagai budaya, rohani, gaya hidup, adat istiadat, dsb. Contohnya Amin Maalouf, orang Lebanon. Lebanon cenderung diasosiasikan dengan Islam karena Lebanon ada di kawasan Timur Tengah, dan Timur Tengah identik dengan Islam.


Berdasarkan kesetaraan dan kebebasan


Kenyataan hidup manusia ada dalam pluralitas afiliasi. Pluralitas afiliasi terjadi karena hidup tak lepas dari interaksi dari manusia dengan manusia. Hal ini juga bersejajaran dengan pernyataan bahwa "Manusia adalah makhluk sosial" yang berarti seorang manusia bukanlah manusia jika dia--manusia tersebut--tidak melakukan interaksi sosial baik secara langsung, maupun tidak langsung. Kesimpulannya, manusia tidak akan hidup tanpa pluralitas afiliasi.

Pertanyaan, apakah identitas manusia hanya ditentukan garis vertical ? Apakah kultur, agama itu kodrati atau manusia bebas memilih ?

Sudah telah ditulis dan diimplikasikan bahwa agama, ras, suku, dan budaya bukanlah kodrati manusia. Akan tetapi agama, ras, suku, dan budaya merupakan pilihan semata untuk manusia dalam berafiliasi dengan manusia lainnya. Bebas seorang manusia memilih menjadi seorang Katholik tetapi berdarah Lebanon seperti halnya Amin Maalouf--lihat contoh dalam hubungan horizontal. Selain itu, identitas manusia tidak searah sebatas vertikal, namun banyak arah untuk memilih siapakah dirinya.


Inspirisasi Pemikir Indonesia tentang Perikemanusiaan dan Identitas Diri




Sukarno

Identitas alamiah: Pria dan Wanita yg berkembang pada pembentukan bangsa dalam kategori budaya, sosiologi, dan antropologi

Pembentukan bangsa, etnis, ras, memunculkan batas-batas yang perlu dihormati tetapi tidak berarti chauvinistic dan rasialistik. Batas tersebut tidak menutup ruang interaksi. Kesetaraan dan kemerdekaan harus diperjuangkan, bukan hanya Indonesia tetapi seluruh manusia.

Perikemanusiaan juga dipopulerkan oleh agama, logikanya identitas agama mengandaikan pembelaan pada kemanusiaan bukan sekadar pada identitas. Maka, menurut Sukarno, adil dan beradab, persatuan, tidak bisa lepas dari gagasan Ketuhanan. Percaya pada Tuhan berarti persatuan manusia dan manusia dengan alam.

Moh. Hatta

Tanpa identitas diri yang diakui dan merdeka kemanusiaan tidak memiliki arti. Konsekuensi kemerdekaan adalah tanggungjawab atas kemanusiaan, pembelaan dan penghormatan. Maka hubungan antar bangsa, suku, agama, ras harus didasari pada kemerdekaan identitas manusia 

Sumber

Slide Pendidikan Pancasila : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama