Pendidikan Pancasila : Gagasan Ketuhanan dalam Konteks Ke-Indonesia-an

Pendidikan Pancasila : Gagasan Ketuhanan dalam Konteks Ke-Indonesia-an



Ketuhanan Yang Maha Esa





Pengertian Umum

Pertama, dalam konteks keindonesiaan hendak menegaskan bahwa Tuhan adalah sesuatu yang secara hakiki diakui keberadaannya oleh seluruh manusia Indonesia.

Kedua, Tuhan merupakan entitas yang bersifat Rohani (Spiritual) adi kodarati dan tidak dipahami dalam kacamata jasmani, kodrati (materiil). Tuhan tak terbatas, dunia-manusia terbatas. Akan tetapi untuk dapat mengerti Tuhan, manusia harus bertitik tolak dari yang kodrati. 

Ketiga, Ketuhanan Yang Maha Esa mengindikasikan bahwa Tuhan yang dianut adalah satu. Satu tidak bersifat numerik (angka, matematis) melainkan dalam pengertian ketakberhinggan (invinity) dan ketakterukuran (incommonsurable). Konsekuensi bagi ke Indonesiaan, Prinsip YME tidak dapat dibatasi dan dipahami lewat kemampaun nalar manusia yang terbatas. Maka, sikap dasar adalah iman dan percaya.

Keempat, Ketuhanan YME mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia sepakat mengakui dasar ketuhanan sebagai pegangan bersama seluruh masyarakat Indonesia.


Ketuhanan YME dan konsekuensi dalam konsep Ketuhanan dalam keberagaman agama.




Ada banyak contoh konflik terjadi di Indonesia yang bersumber dari agama. Masalah pokok yang terjadi dalam konteks ini adalah klaim kebenaran dan tujuan agama yang dibelokkan orientasi sejatinya. 

Contohnya adalah agama cenderung hanya berorientasi pada kuantitas dan kekuasaan. Juga termasuk justifikasi yang tidak tepat bahwa agama tertentu itu paling benar dan melibas agama lain sebagai "agama yang tidak berlaku" padahal esensi ajarannya sama.
 
Masalah lain misalnya adalah penafsiran dangkal tentang sila Ketuhanan YME. Seperti orang Islam menafsirkan Trinitas dalam Kristen sebagai politeisme--bertuhan banyak--padahal Trinitas bukan seperti itu. Trinitas harus dilihat dari kacamata iman dan penalaran filsafat yang mendalam.

Lalu apa yang dimaksud dengan Ketuhanan YME?  Apakah yang dimaksud adalah Tuhan yang tunggal, satu, sehingga agama boleh ada di Indonesia adalah agama yang menganut paham monoteis ? 

Mari kita melihat sedikit konsep ketuhanan dalam agama. Berikut video pernyataan Eggi Sudjana tentang Ketuhanan yang Maha Esa dimana dia keliru dalam konsep ini :




Pandangan Ketuhanan YME dalam Agama



Pandangan Kristen

 

Kristen pada umumnya mengakui keesaan Tuhan di dalam tiga pribadi ilahi. Yang satu itulah adalah subtansi ketuhanan, namun hadir dalam tiga pribadi Tuhan. Lihat credo kristiani: “Aku percaya akan satu Allah bapa yang mahakuasa” disebut juga Yesus dan Roh Kudus sebagai Tuhan, konsep Trinitarian. Yang Esa dalam kristiani adalah subtansi ketuhanan yang tak dapat diterjemahkan secara harafiah, Tuhan tak terbatas dan di luar nalar manusia. Manusia hanya dapat mendekati dan mengalami. 

Analogi Santo Agustinus: air laut. 


Pandangan Islam 


Dalam islam, Tuhan yang Esa adalah dasar sumber moralitas bagi kaum muslim. Al-Quran menegaskan dengan sungguh ketunggalan dan keesaan. Pernyataan itu Nampak dalam kalimat tahlil: la ilaha illallah dan juga pengakuan bahwa “Tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusannya”. Tuhan yang tunggal itu adalah bukan suatu wujud untuk dapat diketahui melainkan “Allahhu Akbar” (Tuhan Maha Besar), hanya dengan mengakuainya sebagai Al-Shamad (penyebab yang tak disebabkan atas segala sesuatu) dan sebagai Tuhan yang maha besar kaum muslim dapat menyentuh realitas yang illahi.


Pandangan Hindu


Tuhan dipandang sebagai subjek yang Mahatinggi. Yang mahatinggi itu disebut Brahman, akan tetapi dalam imanensi dengan seluruh manusia, Ia disebut Atman. Dalam hindu, yang illahi dipandang sebagai yang tak terhingga, ada keyakinan dewa-dewi, akan tetapi tidak menggambarkan banyaknya Tuhan. Brahma,Shiwa, Wishnu dan para istri mereka, Saraswati, Syakti dan Laksmi adalah representasi komplementaritas unsur maskulin dan feminine yang menunjukkan bahwa Tuhan dalam hindu tak terukur kebesarannya namun dapat dialami. 

Dari perfektif ini, Hindu sering disebut, mono-polities. Akan tetapi secara mendasar, Hindu meyakini bahwa kenyataan tertinggi adalah Esa, dijelaskan dalam Kitab Weda “tak ada mengada atapun non-mengada waktu itu…tiada kematian ataupun non-kematian. Yang esa bernafas tanpa udara oleh karena dirinya sendiri, di samping itu tiada yang lain”.


Pandangan Buddha


Budhisme tidak mengakui Tuhan dalam sosok personal tetapi tidak juga menolak eksistensi Tuhan. Buddhisme mengakui adanya Tuhan sebegai realitas yang tertinggi. Buddhis lebih menekankan ajaran persoalan penderitaan dan bagaimana mengatasinya dan mencapai kebahagiaan. Karena itu buddhisme lebih cenderung membicarakan “filosofi hidup” ketimbang konsep Tuhan dalam agama. Yang mutlak tak dipandang sebagai pribadi, mereka mengakui eksistensi Tuhan yang mahatinggi, yang Esa dan mencapai itu melalui Bodhi atau pencerahan dan kesempurnaan dan mencapai nirvana.

Dari beberapa konsep Tuhan dalam agama tadi, tampak keragaman konsep dan paham kebenaran. Bagaimana dihadapkan dengan sila Ketuhanan YME ?

Setiap agama tadi sebenarnya berorientasi pada sosok realitas yang maha tinggi hanya saja diartikulasikan dengan unik. Perbedaan tidak terletak pada essensi Tuhan melainkan pada cara agama-agama membahasakan Tuhan. Ketuhanan YME sendiri, tidak berarti sekadar Tuhan yang satu, numerik. Akan tetapi Tuhan yang tak terhingga tak terukur oleh nalar manusia. Akan tetapi setiap agama berorientasi pada realitas Tuhan yang diyakini hadir dalam hidup manusia.

Oleh karena itu dalam video yang ditayangkan tadi, Eggi secara mutlak tidak paham tentang agama lain membahasakan Tuhan yang dimaksud dan dia hanya melihat secara teknis numerik--Tuhan itu Satu--dan juga mengeneralisasi bahwa Islam adalah agama yang pantas di Indonesia dibandingkan Hindu, Kristen, Katholik, Buddha, dan agama lainnya yang juga memiliki esensi yang sama dengan cara membahasakan Tuhan yang berbeda.

Tuhan dalam Dunia Filsafat


Ateis



Ludwig Feuerbach

Tuhan adalah ciptaan angan-angan manusia, sebab bukan manusia yang menjadi objek pikiran Tuhan yang tak diketahui, melainkan Tuhan yang menjadi objek pikiran manusia, maka dia hanya imajinasi pikiran manusia.

Karl Marx

Berangkat dari kritik terhadap agama yang tak memberi jawaban pada masalah kemanusiaan. Bagi dia, agama hanya ilusi dan demikian juga dengan Tuhan, untuk mendapat hidup yang baik dan sejahtera, manusia harus saling membantu berbagi, konsep komunal.

Frederich Nietzsche 

God is death, we have kill God. Gagasan Nietzsche berangkat dari dekadensi moral pada saat ia hidup. 

Sigmund Freud

Tuhan tak ada, itu hanya proyeksi kelemahan diri manusia.


Theis 


Spinoza

deus sive natura, Tuhan hadir dalam alam semesta. 

Hegel

Roh absolut sebagai dasar ciptaan sebgala sesuatu. 

Yaqub Ibn Ishaq Al-Kindi

Segala sesuatu punya penyebab, dan ada entitas penyebab segala sesuatu yang tak disebabkan. 

Ibn-Sina

Kosmos bersifat rasional, ada hubungan rasional, di balik tampaknya hubungan rasional di alam, tentu ada rasionalitas tertinggi yang tak terbatas.

Wlliam A. Dembski

Tuhan Zat maha cerdas (Intellegent Design), meskipun bukti perancangan tak dapat langsung ditemukan tetapi ada jejaknya. 

Immanuel Kant 

Dia melihat dari fenomena ada noumena, dari yang tampak ada yang tak tampak. Manusia memiliki dorongan moral bawaan. Pengada tertinggi dari mana sumber moral itu disebut Tuhan.


Hubungan antara agama dan negara di Indonesia


Perdebatan muncul dalam dua kelompok awal perumusan Pancasila: golongan islam: negara tak bisa dipisahkan dr agama, golongan kebangsaan: negara hendaknya netral dari agama;
 
Dari perdebatan, diputuskan bahwa sila 1 hanya berbunyi Ketuhanan YME dengan menghapus tujuh katan sebelumnya, maka terjadi perubahan juga bahwa Presiden adalah WNI tak ada embel-embel agama, dan “Negara berdasarkan pada Ketuhanan yang Maha Esa” bukan agama. Artinya, Ketuhanan diterima sebagai prinsip moral dan acuan moral yang rumuskan dalam agama yang tentunya bersumber dari Tuhan YME. Sedangkan prinsip hukum, tata pemerintahan dll berdasarkan pada UUD yang dirumuskan. 

Beberapa perkara 

Pluralisme agama: keragaman agama dapat berubah menjadi bumerang bila agama hanya berorientasi pada kuantitas dan bukan kualitas, apalagi pada kekuasaan.

Fundamentalisme dan radikalisme: apabila agama dipandang sebagai ajang kompetisi, maka yang muncul adalah radikalisme dan kekerasan. Umumnya, orang bisa jatuh pada paham radikalisme apabila dia tidak paham betul terhadap agamanya.


Atesime di Indonesia


Ateisme apabila dihidupi sebagai ideology tentu bertentangan dengan Pancasila “Ketuhanan YME”. Prinsip ini mengharuskan seluruh rakyat Indonesia untuk bertuhan. Meskipun tersedia ruang untuk ditafsirkan secara berbeda bahwa bertuhan tidak harus menghancurkan kehidupan termasuk membinasakan ateisme. Ateis juga diperlakukan sebagai manusia yang perlu dihormati. 

Latar belakang munculnya ateisme

Pertama muncul kesadaran baru terutama dalam kaum intelektual tentang objektiftas kebenaran berdasarkan kaidah ilmiah, dihadapkan pada objektifitas kaidah ilmiah, Tuhan sulit dibuktikan dalam agama. Umumnya ini terjadi akibat dari perjumpaan dengan filsafat.

Pengaruh modrenisasi dan globalisasi. Pengaruh kuat dari luar juga menjadi salah satu munculnya fenomena ateis, misalnya kesadaaran bahwa ternyata ateis tidak serta merta buruk, banyak orang modern memilih tak bertuhan tetapi mempunyai sikap dan moralitas berkualitas.

Pengaruh kemerosotan agama dan arogansi agama. Ada banyak keluhan pada agama bahwa agama cenderung berorientasi untuk mendapat legitimasi kekuasaan, bukan mengahntar manusia pada kebenaran sejati. Ini membuat manusia jenguh dan memilih untuk meninggalkan agama.


Implikasi Ketuhanan YME


Pertama, Ketuhanan YME bukan penyangkalan terhadap konsep “banyak Tuhan” melainkan Tuhan sebagai sumber hidup manusia Indonesia, YME bukan dalam arti numerik melainkan sebagai faktor pengendali hidup masyarakat.

Kedua, konsep YME menuntut sikap penghargaan atas keragaman bukan penghakiman atas konsep ketuhanan.

Ketiga, konsep YME menegaskan etos kasih sayang, persatuan, dan keadilan sebagai dasar sila yang lain. 

Keempat, YME membuka ruang perjumpaan dialog untuk saling menerima dan bertukar tambah nilai-nilai moral dan kehidupan. 

Sumber

Slide Pendidikan Pancasila : Ketuhana yang Maha Esa

Buku Kitab Suci Agama Islam, Kristen, Hindu, Buddha

Buku Pancasila

1 Komentar

  1. Toko Mesin · Jual Mesin · Susu Listrik · Portal Belanja Mesin Makanan, Pertanian, Peternakan & UKM · CP 0852-576-888-55 / 0856-0828-5927

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama