Etika Dasar : Ciri-Ciri Profesi Umum dan Luhur

Etika Dasar : Ciri-ciri Profesi Umum dan Luhur 



Adanya keahlian dan keterampilan khusus / spesialisasi



Keahlian dan keterampilan didapat lewat pendidikan formal/pelatihan. Profesi selalu mengandalkan adanya suatu pengetahuan atau keterampilan khusus sekelompok orang yang profesional untuk bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Pengetahuan atau keterampilan khusus ini umumnya tidak dimiliki oleh orang lainnya, dengan tingkat dan kadar yang tinggi sebagaimana dimiliki oleh kaum profesional itu. 

Contohnya tentu tingkat kepahaman dari seorang dokter umum yang masih dalam tahap pengabdian di masyarakat yang membutuhkan pengobatan tentu berbeda dengan dokter yang sudah memiliki sertifikasi ahli--asumsikan sebagai ahli bedah jantung ataupun ahli kandungan. Berbeda juga dengan orang yang sekadar tahu tentang organ-organ manusia--jantung misalnya. Dokter umum dan dokter ahli bedah sama-sama merupakan profesi karena didasari oleh pemberian pengetahuan dan pembekalan tata cara praktik yang benar, beserta diberi kode etik seorang dokter, meskipun dokter ahli memiliki banyak sekali pengalaman di bidangnya dibandingkan dokter umum. Namun kedua profesi tersebut berbeda dengan orang yang paham tentang organ-organ--meskipun juga mengerti tentang cara membedah organ--dimana orang tersebut dengan klaim paham tentang jantung bukanlah sebuah profesi sebab tidak ada pembekalan keterampilan dari ahli.


Cepat tanggap atas persoalan yang dihadapi 



Hal ini juga termasuk hasilnya profesional memiliki kemampuan dan keterampilan yang ada maka memperliatkan bahwa kaum profesional lebih tahu mengenai bidangnya dan cepat tanggap atas persoalan yang dihadapi dibandingkan dengan orang lain. Maka secara tidak langsung, layak dipahami bahwa masyarakat seringkali memertanyakan masalah atau profesi tertentu yang sesuai dengan masalah yang dihadapinya.

Contohnya saya adalah seorang yang ahli dalam memperbaiki komputer yang rusak. Seorang ahli servis yang profesional akan terbilang sebagai tukang servis yang baik apabila dia menguasai masalah yang klien hadapi dan cepat tanggap dalam penanganan masalah. 

Dalam kasus ini, katakanlah klien sebagai pelanggan tukang servis X menginginkan laptopnya dibersihkan dari debu-debu yang menempel di kipas laptop. Oleh karena itu, tukang servis X harus membersihkan debu tersebut secara langsung dan tidak mencari-cari dulu akar permasalahan dari hal tersebut  karena pemborosan waktu. Jikalau klien menanyakan hal tersebut, hendaknya memberitahu secara umum dan tidak menggunakkan bahasa teknis yang klien belum tentu paham.


Adanya komitmen moral yang tinggi



Dengan adanya komitmen moral yang tinggi, maka dikalangan profesional cenderung muncul aturan khusus atau kode etik profesi yang berfungsi sebagai kaidah dasar dalam berkarya dan menentukan identitas yang mendasar dan perilaku moral.

Pada setiap profesi, pada umumsya ditemukan adanya suatu aturan permainan dalam jalankan. atau mengemban profesi itu, yang biasanya disebut sebagai kode etik. Misalnya, kode etik dalam dunia kedokteran, kode etik pengacara, dan kode etik pekerjaan yang bersangkutan. Kode etik ini harus dipenuhi dan ditaati oleh semua anggota profesi yang bersangkutan karena diandaikan mereka mempunyai kemampuan untuk memenuhinya. Selain itu, seluruh profesi--apapun profesinya dan seaneh-anehnya profesi--pasti ada kode etik. 

Kode etik dalam hal ini bersejajaran dengan ide norma bahkan agama sekalipun yang sama-sama berbicara dalam konteks batasan-batasan.



Biasanya kode etik ini jauh melampaui tuntutan moralitas-minimal bagi masyarakat luas pada umumnya. Dokter, misalnya diharapkan untuk tidak hanya bekerja mencari uang--money-centric, tetapi juga untuk melayani pasien dengan sepenuh hati bahkan kalaupun pasien itu tidak bisa membayar setimpal dengan pelayanan itu karena tekanan ekonomi yang dimaksud. 

Ironisnya, justru realita kenyataan hidup sekarang dokter di berbagai institusi pendidikan tinggi--universitas yang menyediakan studi kedokteran--justru secara implisit mengajarkan untuk berpikir money-centric dengan alasan modal yang mereka keluarkan tidaklah sedikit berbanding dengan kode etik dokter sesungguhnya. Justifikasi hal ini bisa dilihat dari kasbon dari biaya perawatan dan konsultasi yang terkadang tidak sesuai dengan jasa yang diberikan--kebanyakan dimahalkan.1

Menentukan identitas dan perilaku moral juga termasuk pada bentuk komitmen moral yang tinggi. Dalam hal ini tentunya akan diperlihatkan bahwa seorang yang profesional bukan saja ahli dan terampil, melainkan juga adalah orang yang mempunyai komitmen moral yang tinggi, yang punya hati, dan naluri moral. Contoh sederhananya adalah semua pekerjaan, apapun pekerjaannya, harus dilayani dengan dasar-dasar etiket yang sudah dicantumkan dalam kode etik profesi--pakailah bahasa yang sopan, jagalah emosi meskipun klien anda cukup menyebalkan, dan jangan mengancam klien yang juga dapat membahayakan dari dua sisi--dalam hal ini dkoter dan klien, maupun salah satu sisi.


Orang yang hidup dari profesinya



Orang yang hidup dari suatu profesi tertentu biasanya dibayar dengan gaji yang tinggi sebagai konsekuensi dari seluruh tenaga, pikiran keahlian atapun keterampilannya. Hal ini sangat mudah dijumpai oleh beberapa institusi perusahaan--dalam hal ini katakanlah perusahaan startup2. HRD dalam wawancara pekerjaan akan menanyakan soal skill anda seperti apa dan anda mau digaji berapa. Dua hal tersebut akan dipertimbangkan kembali sebagai apakah orang ini adalah orang yang cinta pada karirnya atau orang yang money-oriented. Seseorang yang memiliki skill yang tinggi--katakanlah skill programming yang tinggi, dengan gaji besar, akan mendapatkan jam terbang karir yang padat. Tetapi, biasanya untuk orang yang mencari pengalaman bekerja, pasti dia tidak begitu peduli dengan gajinya, dan harapan dia dapat meningkatkan etos kerjanya melalui bekerja di perusahaan tersebut.

Profesinya yang seseorang geluti akan membentuk identitasnya karena profesi yang digeluti melekat pada dirinya maka secara tidak langsung profesinya membentuk identitas hidupnya. Ini berarti seseorang menjadi dirinya berkat dan melalui profesinya. Maka, orang tersebut tampil dan dikenal dalam masyarakat sekitarnya karena profesinya. Contohnya, Nadiem Makarim sudah banyak dikenal orang karena profesinya, yaitu sebagai CEO Gojek sekaligus Co-founder Gojek juga. 


Pengabdian kepada masyarakat



Dalam sebuah sisi kehidupan berkarir, secara ideal scorang yang menyandang profesi tertentu memang haru mengutamakan dan meningkatkan kualitas keahliannya agar profesinya semakin dihargai dan memeroleh penghasilan yang mencukupi. Tetapi, di lain sisi, seorang yang menyandang profesi tertentu harus juga menyediakan ruang, waktu, tempat nuraninya untuk menolong sesama yang membutuhkan pertolongannya sebagai penyandang profesi tertentu. Misalnya, Sebagai insinyur di suatu daerah, ketika orang tersebut diminta masukannya untuk membangun sarana irigasi yang baik untuk kepentingan daerahnya maka insinyur tersebut dengan ketulusannya memberikan masukan tentang irigasi yang baik. 

Dalam institusi Unpar juga, dosen sebagai pengajar juga diberikan ruang oleh Unpar untuk berbakti kepada masyarakat dengan legitiminasi aturan baku Unpar dan motto Unpar, Bakuning Hyang Mrih Guna Sanjaya Bhakti, yang berarti berilmu berbasis ketuhanan dan berbakti kepada masyarakat. Berbagai macam aplikasinya pun beragam. Mulai dari pengadaan sebuah kuliah terbuka, seminar untuk umum, workshop untuk pihak internal maupun eksternal, dan pengadaan berbagai macam gladi yang dilaksanakan oleh pihak humaniora Unpar.


Profesi luhur untuk kebanyakan orang harus ada izin formal 



Setiap profesi, khususnya profesi luhur, biasanya menyangkut kepentingan masyarakat seluruhnya yang bersangkut-paut dengan nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup, dan lainnya. Untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu dengan dasar yang telah dituliskan pada kalimat sebelumnya, harus ada izin khusus. 

Izin khusus ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari pelaksanaan profesi yang tidak beçus dan melanggar kode etik profesi yang digeluti oleh seseorang. Wujud dari izin ini, dalam kerangka yang luas, bisa berbentuk sumpah, kaul, atau pengukuhan resmi di depan umum. Bisa juga berupa hal-hal yang berbau teknis seperti penggunaan UU ataupun Perpu ataupun juga Pemkot dalam melakukan bisnis, membuka praktek dokter, maupun izin untuk membuka sebuah institusi. Yang berhak memberi izin dalam bentuk teknis maupun sumpah adalah negara--dalam hal ini pemerintah konstitutional--atau lembaga resmi lainnya sebagai penjamin tertinggi dari kepentingan masyarakat. 


Kaum profesional menjadi anggota satu organisasi profesi



Hal ini bertujuan untuk menjaga keluhuran atau derajat profesi. Tugas pokoknya adalah menjaga agar standar keahlian dan keterampilan tidak dilanggar, kode etik tidak dilanggar, pengabdian kepada masyarakat tidak luntur dan tidak sembarangan orang memasuki profesi mereka, beserta menjadi sarana untuk saling meningkatkan skill masing-masing anggota--dalam konteks ini adalah sharing pengalaman dan ideologi, beserta hal-hal teknis. Organisasi profesi sudah menjadi semacam "polisi moral" bagi para anggota profesi yang mengikuti organisasi tertentu. Maka tidak mengherankan jika ada salah satu anggotanya melanggar kode etik profesi atau bertindak tidak sesuai dengan protesinya itu, maka seluruh goodwill atau nama baik kelompok profesi itu ikut tercemar.

Contohnya bisa dilihat dengan dibentuk berbagai macam organisasi yang berbasis untuk menjaga kemaslahatan--keagungan--suatu profesi seperti IDI--Ikatan Dokter Indonesia, IAI--Ikatan Akuntan Indonesia, dan PAI--Perhimpunan Advokat Indonesia. Bahkan dalam tahap presiden mahasiswa atau BEM--Badan Eksekutif Mahasiswa--ada kode etiknya dan organisasinya, yaitu BEMSI atau Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia. 

Endnote

1. Pernyataan ini keluar dari pengalaman calon dokter di universitas ternama yang bersumber dari dosen sekaligus dokter ahli di institusi tersebut. 

2. A startup is a company designed to grow fast. Being newly founded does not in itself make a company a startup. Nor is it necessary for a startup to work on technology, or take venture funding, or have some sort of "exit." The only essential thing is growth. Paul Graham dalam Startup = Growth. September 2012

Sumber

Graham, Paul. 2012. Startup = Growth. United States of America. paulgraham.com/growth.html

Koehn, Daryl. 2000. Landasan Etika Profesi. Bandung. Kanisius

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama