Bahasa Indonesia : Ejaan-Ejaan yang Pernah Berlaku Di Indonesia

Bahasa Indonesia : Ejaan-Ejaan yang Pernah Berlaku Di Indonesia


Ejaan merupakan kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) atau serta penggunaan tanda bacanya. Tiap negara mempunyai aturan ejaan tersendiri dalam melambangkan bunyi-bunyi bahasa negaranya. Demikian juga di Indonesia, Bahasa Indonesia berasal dari berbagai bahasa oleh karenanya ejaan berubah dari waktu ke waktu. Pemerintah Indonesia juga resmi menerbitkan kebijakan yang ditetapkan pejabat berwenang untuk mengatur ejaan Bahasa Indonesia yang senantiasa diperbaharui.

Berikut ejaan yang pernah berlaku di Indonesia:




Ejaan Van Ophuijsen



Ejaan Van Ophuijsen adalah jenis ejaan yang pernah digunakan untuk Bahasa Indonesia


Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang mirip dengan tuturan Belanda, antara lain:
  • Huruf ‘j’ untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang.
  • Huruf ‘oe’ untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer.
  • Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamaï.
Huruf hidup yang diberi titik dua diatasnya seperti ä, ë, ï dan ö, menandai bahwa huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan diftong, sama seperti ejaan Bahasa Belanda sampai saat ini.


Ejaan Republik (edjaan repoeblik)


Ejaan Republik adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan Soewandi, diambil dari nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijesen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.


Perbedaan-perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen ialah:


  • Huruf ‘oe’ menjadi ‘u’, seperti pada goeroe → guru.
  • Bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (‘) ditulis dengan ‘k’, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
  • Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-barat2-an.
  • Awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Kata depan ‘di’ pada contoh dirumah, disawah, tidak dibedakan dengan imbuhan ‘di-’ pada dibeli, dimakan.


Pembaruan Ejaan




Pembaruan Ejaan adalah tindakan untuk memperbaiki sistem ejaan dengan membuatnya lebih menggambarkan fonem yang ada dalam suatu bahasa. Sejak awal abad ke-19, lebih dari 31 bahasa modern telah melakukan pembaruan ejaan yang kadang secara radikal. Indonesia telah mengalami beberapa kali pembaruan ejaan dengan yang terakhir berupa pemberlakuan Ejaan Yang Disempurnakan pada tahun 1972.


Ejaan Melindo


Ejaan Melindo adalah sistem ejaan Latin yang termuat dalam Pengumuman Bersama Edjaan Bahasa Melaju-Indonesia (Melindo) (1959) sebagai hasil usaha penyatuan sistem ejaan dengan huruf Latin di Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu. Keputusan ini dilakukan dalam Perjanjian Persahabatan Indonesia dan Malaysia pada tahun 1959. Sistem ini tidak pernah sampai diterapkan.


Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD )





EYD adalah penyempurnaan dari ejaan – ejaan sebelumnya yang merupakan hasil kerja dari panitia ejaan Bahasa Indonesia yang dibentuk oleh LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan) pada 1966. Ejaan ini diresmikan dalam pidato kenegaraan memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 27, 17 Agustus 1972. Selanjutnya dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.


Beberapa penyempurnaan itu diantaranya adalah : 

  • Huruf J, DJ, NJ, CH, TJ, SJ pada Ejaan Soewandi diubah menjadi Y, J, NY, KH, C, SY 
  • Kata ulang harus ditulis hanya dengan menggunakan tanda hubung. Penggunaan angka 2 diperkenankan hanya pada penulisan cepat atau notula

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ( PUEBI )




PUEBI adalah bentuk pentyempurnaan dari EYD. Dipublikasikan pada tahun 2015-2016 dan mencabut penggunaan EYD dan digantikan oleh PUEBI. Naskah pdf PUEBI telah beredar di Internet dan sudah ada juga bukunya di toko buku terdekat. Perbedaannya juga cukup signifikan dengan EYD.

Baca Juga Materi Lainnya

Ragam Bahasa Akademik dan Kriteria Bahasa Akademik

Matematika Dasar : Persamaan Garis Lurus dan Contoh Soal

Pengantar Logika : Kerancuan Berpikir dan Jenisnya

Matematika Dasar : Bilangan Pangkat beserta Aturan Eksponen

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama