Bahasa Indonesia : Ragam Bahasa Akademik dan Kriteria Bahasa Akademik

Bahasa Indonesia : Ragam Bahasa Akademik dan Kriteria Bahasa Akademik



Bahasa Akademik sebagai Berpikir Akademik

Debra L.C. Irai et.al. dalam Academic Language/Literacy Strategies for Adolescents, A “How To” Manual for Educators (Cf. Mary Schleppegrell,2004), hal.3: Bahasa Akademik adalah bahasa yang memungkinkan para pencari pengetahuan untuk mendemonstrasikan wawasan mereka. 

Nigel Warburton dalam The Basics of Essay Writing, hal.8: menulis adalah berpikir (“writing is thinking”). 


Empat Instrumen Utama dalam Menulis Ragam Basa Akademik

James Neil Sneddon, seorang pengkaji Bahasa Indonesia, bersama timnya membagi pemaparannya tentang tata bahasa dalam empat bagian utama (Sneddon et.al., Indonesian Reference Grammar): 

  1. KATA 
  2. FRASA 
  3. KLAUSA 
  4. KALIMAT

Pengertian Ragam Bahasa Akademik

Bahasa adalah suatu sistem dar lambang bunyi arbiter yang di hasilkan oleh ucap manusia dan di pakai masyarakat untuk komunikasi,kerjasama dan identifikasi diri. Kedudukan bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial yang di hubungkan dengan bahasa yang bersangkutan.

Bahasa Akademik adalah bahasa yang di pakai untuk ,dari dan oleh komunitas akademik atau ilmiah.

Bobot karya ilmiah dapat di ukur dari bahasa,isi atau substansi dan metode yang di gunakan dalam dalam penelitian. Oleh karena itu, karya ilmiah harus menggunakan bahasa akademik atau yang lebih di kenal dengan istilah bahasa ilmu.



Fungsi Ragam Bahasa Akademik

Bahasa akademik disebut juga bahasa ilmu atau bahasa ilmiah. Bahasa akademik biasanya digunakan dalam pembuatan :
  • Makalah
  • Skripsi
  • Tesis
  • Artikel ilmiah
  • Buku ilmiah
  • Laporan penelitian atau dalam forum ilmiah seperti seminar dan kuliah

Bahasa akademik dituntut harus logis, sistematis ,dan lugas sehingga mudah di pahami dan komunikatif. Selain itu, bahasa ilmu haruslah berpedoman pada KBBI dan PUEBI.


Lima Langkah Berpikir Akademik Lewat Tulisan Akademik

Bryan Greetham dalam How to Write Better Essays, hal.2: mengemukakan ada lima langkah dalam menulis dalam format ragam bahasa akademik

  • Menafsirkan/memahami pertanyaan 
  • Menganalisis 
  • Merencanakan 
  • MENULIS 
  • Merevisi

Kriteria Ragam Bahasa Akademik

Adapun kriteria bahasa akademik, yaitu :

  1. Cindekia/Logis
  2. Lugas(to the point)
  3. Penalaran
  4. Efisiensi kata
  5. Bahasa baku
Berikut Penjelasannya

1. Cendekia / Logis

Kalimat Cendekia adalah kalimat yang mudah di pahamikarena memiliki unsur pikiran pokok dan penjelas. Ciri khas kalimat cendekia adalah :
  • Terbuka, tidak berkonotasi ganda
  • Jelas dan logis
  • Mudah dipahami
Contoh : Teknologi komunikasi akan mengubah kehidupan umat manusia pada masa depan.

2. Lugas ( to the point )

Maksud dari lugas adalah semua kalimat yang terkandung di dalamnya memperjelas topik paragraf  tanpa bunga-bunga bahasa.

Contoh : Masalah kedudukan bahasa indonesia merupakan  salah satu di antara masalah kebahasaan yang kita hadapi.

Yang di maksud kedudukaan bahasa adalah status relatif bahsa sebagai sistem lambang nilai budaya, yang dirumuskan atas dasar nilai sosial yang dihubungkan dengan bahasa yang bersangkutan.

3. Penalaran

Penalaran memenuhi 3 syarat, yaitu 
  • Dasar
  • Alasan
  • Simpulan


Contoh :

Pada organisasi,Top Manajemen berperan penting dalam pengambilan keputusan. Dia berkewajiban untuk mengkoordinasikan semua kegiatan. Hal itu agar keputusan nya mengarah kepada tujuan utama yakni terlaksananya tugas pokok organisasi dengan sebaik-baiknya. Bahasa ilmu berdasarkan argumen tentang sesuatu,mengutamakan gatra logika.

4. Efisiensi Kata

Kalimat efektif yaitu kalimat yang bersih dari kata-kata yang tidak fungsional (redudansi).

Contoh :

Suksesnya usaha-usaha pembatasan kelahiran pada penduduk meliputi pula berbagai kegiatan-kegiatan pendidikan dalam arti seluas-luasnya.

Kalimat tersebut dapat menjadi efektif seperti:

Suksesnya usaha pembatasan kelahiran meliputi pula kegiatan pendidikan.



5. Bahasa Baku

Bahasa baku adalah bahasa yang mempunyai struktur atau tata bahasa yang benar,diksi tepat dan ejaan benar. 

Contoh :

Mubiarto (1997:12) menyatakan bahwa sudah saatnya bangsa indonesia menerapkan sistem ekonomi pancasila secara konsisten. (bukan: Menurut Mubiarto(1997:12),dia menyatakan bahwa...)

Meskipun galak,Yuli cantik sekali. (bukan: Meskipun galak tetapi Yuli cantik sekali)



Kesalahan Umum Dalam Berbahasa Indonesia Ragam Akademik

Dalam penulisan makalah, skripsi ataupun karya ilmiah lainnya,kita sering menjumpai kesalahan-kesalahan dalam penulisan. Perlu kita ketahui dalam bahasa ilmu kita di tuntut untuk menggunakan bahasa yang logis, baku, sistematis sehingga pembaca mudah memahami apa yang kita uraikan.

Adapun kesalahan umum dalam berbahasa indonesia antara lain :

Kontaminasi

Kontaminasi yaitu penggabungan beverapa bentuk kata/frase yang menimbulkan bentuk baru yang tidak lazim. Kontaminasi terdiri dari :

Kontaminasi kata
  • Diperluaskan (seharusnya: diperluas/diluaskan)
  • Mengetemukan,diketemukan (seharusnya:menemukan,ditemukan)
  • Dipelajarkan (seharusnya: diajarkan/dipelajari)

Kontaminasi kalimat
  • Dalam bab II akan membahas kajian pustaka...(seharusnya: Dalam bab II akan dibahas kajian pustaka...) atau Bab II akan membahas kajian pustaka ...
  • Bagi mahasiswa yang ingin mengikuti LKMD harap menghubungi Sdr.Tuty (seharusnya: Mahasiswa yang ingin mengikuti LKMD harap menghubungi Sdr.Tuty)

Pleonasme

Pleonasme yaitu penggunaan dua kata yang sama atau mirip artinya dalam sebuah kalimat. Ada 3 bentuk pleonasme, yaitu :

Dua kata yang artinya sama/mirip
  • Lalu-selanjutnya
  • Adalah-merupakan
  • Agar-supaya
  • Demi-untuk

Kata kedua tidak perlu
  • Maju ke depan
  • Memukul dengan tangan
  • Naik ke atas
  • Turun ke bawah

Kata ulang dan kata bantu jamak
Para hadirin
Sejumlah teori-teori
Rangkaian kata-kata

Analogi yang salah

Beranalog pada bentuk kata yang sudah ada, dibentuklah kata yang semacam tetapi salah. Pada bahasa Indonesia terutama terdapat dalam pembentukan pasangan kata yang menunjukan jenis kelamin. Berdasarkan bentuk pasangan kata (jenis kelamin) dalam bahasa Sansekerta: dewa-dewi, putera-puteri, bidadara-bidadari.

Lalu dibentuklah pasangan kata dalam bahasa Indonesia :
  • Pemuda-pemudi
  • Saudara-saudari
  • Mahasiswa-mahasiswi
  • Siswa-siswi

Hiperkorek

Hiperkorek yaitu kalimat yang bermaksud untuk mengoreksi kata (yang sebenarnya sudah benar) tetapi justru menjadi salah.

Contoh :    

Benar               menjadi                   Salah

Insaf                                                insyaf
Surga                                               Syurga
Tobat                                               Taubat
Saraf                                               Syaraf

Logika yang salah

Logika yang salah adalah penalaran atau cara berfikir yang salah.

Contoh:

  • Menurut pengamat asing,warga negara indonesia itu religius
  • Remaja puteri di kota-kota besar sekarang tidak suci lagi
  • Mahasiswa Indonesia kini tidak memiliki idealisme yang tinggi

Diksi yang salah

Diksi yang salah yaitu penggunaan diksi (pilihan kata) yang tidak tepat.

Contoh :

Kosakata pasar :
  • Bikin (buat)
  • Cuma (hanya)
  • Aku kasih uang
  • Bilang berkata

Dialek Betawi :
  • Gimana lo/lu
  • Gue
  • Entar dulu
  • Kagak

Ejaan yang salah

Ejaan yang salah adalah penerapan ejaan yang tidak tepat.

Contoh : 

Singkatan dan Akronim
  • s/d seharusnya s.d
  • P.T seharusnya PT
  • Prof.DR.  seharusnya  Prof Dr.

Kata Serapan :
  • Analisa seharusnya analisis
  • Koordinir seharusnya  koordinasi
  • Sistimatika seharusnya sistematika


Aplikasi Ejaan

Dalam bahasa Akademik terdapat beberapa aplikasi ejaan meliputi :

Huruf miring/ garis bawah
  • Kata asing atau daerah
  • Judul buku,kamus,kitab suci,kumpulan puisi

Kata depan di dan ke- dipisah penulisannya
  • Menunjukan tempat : di kampus, di Solo,ke sekolah,ke Jakarta


Prefiks di- dan ke-
  • di- membentuk kata kerja :dibaca, ditulis, dibahas
  • ke- membentuk kata benda : ketua, kekasih, kehendak
  • kata bilangan tingkat : ketiga, ketujuh, kesepuluh, ke-157

Partikel pun
  • Berarti pula atau saja,penulisannya dipisah. Contoh : Dia pun pergi meninggalkan kekasihnya.
  • Merupakan rangkaian kata penghubung. Contoh : Sekalipun Dia anak pejabat tinggi,Wanda tetap ramah dan sopan.

Kata hubung
  • Merangkai kata ulang
  • Antara huruf kecil dan huruf kapital kata berimbuhan

Singkatan dan akronim
  • Satu kata dengan satu titik. Contoh : Sdr.  Nn. Ny. Tn.
  • Dua kata dengan diberi titik masing-masing kata yang disingkat seperti :
    • a.n. – atas nama     
    • u.p. – untuk perhatian


Angka dan bilangan tingkat
  • Pak Eko membeli 175 ekor kambing


Penyusunan paragraf

Jenis paragraf : 
  • deduktif
  • induktif
  • sentral
  • deduktif induktif

Latihan

Analisislah potongan karya sastra berikut ! Tentukanlah apakah termasuk ragam bahasa akademik atau bukan dan berikanlah alasan yang valid !

  1. ...Saat di jalan, aku berpapasan dengan orang bermuka agak seram, badan yang sangat kekar, tinggi, dan warna kulit yang cukup gelap. Dia seperti orang Brazil campuran Jepang yang menyeramkan. Tatapan dia sangat tajam memberikan rasa seram bagi siapapun yang melihatnya. Ia memakai celana yang sobek yang menambah rasa premanisme. Tidak pakai baju, hanya bagian kalung atas saja yang ia pakai dan bertuliskan semacam logo "A" di bagian depan badan. Ia juga memakai seperti cat biru di pinggir mukanya... ( Dikutip dari "The Bro" karya Yalvi Hidayat )
  2. ...Modal Pembangunan yang berasal dari luar negeri, terutama dalam bentuk utang luar negeri, sangatlah besar resikonya. Tidak hanya membebani anggaran penerimaan dan belanja negara tiap tahunnya, tetapi biasanya juga disertai campur tangan urusan dalam negeri oleh negara donor. Hal ini membuat banyak pihak tidak menyukai sumber modal dari luar negeri. Dengan kata lain sumber modal luar negeri merupakan alternatif terakhir...
  3. Etika publik yang dimaksud di sini adalah munculnya rasa malu dan bersalah dari dalam diri politikus jika mereka melakukan kesalahan kepada publik, seperti korupsi atau penyalahgunaan wewenang.
  4. Mencegah punahnya lapangan kerja adalah sebuah strategi yang tidak menarik dan mungkin tidak akan berkesinambungan, karena itu berarti mengabaikan begitu saja potensi kecerdasan buatan dan robotika. Namun demikian, pemerintah dapat menempuh langkah lain dengan cara memperlambat proses alih teknologi untuk mengurangi guncangan akibat proses otomasi dan untuk memberi tambahan waktu bagi tenaga kerja yang terkena dampak proses transisi ini. Teknologi bukanlah sesuatu yang sifatnya deterministik, dan ini berarti bila sesuatu dapat dilakukan, tidak berarti hal tersebut harus dilakukan. Peraturan-peraturan pemerintah dapat dengan mudah menghambat pergerakan invasif dan lukratif dari teknologi. Sebagai contoh, sudah beberapa dasawarsa manusia memiliki teknologi untuk memperdagangkan organ manusia, lengkap dengan “peternakan” tubuh manusia di negara-negara miskin. Perdagangan organ semacam itu dapat bernilai miliaran dolar. Meskipun demikian, regulasi yang dilakukan pada tingkat negara telah berhasil mencegah perdagangan semacam ini, dan mungkin bila masih saja ada praktik perdagangan ilegal di pasar-pasar tertutup, jumlahnya masih berada pada kisaran yang cukup aman. Terjemahan bebas dari 21 Lessons for the 21st Century, Yuval Noah Harari (Jonathan Cape: 2018, hal.34).
  5. […] [P]emerintah dapat menempuh langkah lain dengan cara memperlambat proses alih teknologi untuk mengurangi guncangan akibat proses otomasi dan untuk memberi tambahan waktu bagi tenaga kerja yang terkena dampak proses transisi ini. Teknologi bukanlah sesuatu yang sifatnya deterministik, dan ini berarti bila sesuatu dapat dilakukan, tidak berarti hal tersebut bersifat imperatif. Peraturan-peraturan pemerintah dapat dengan mudah menghambat pergerakan invasif dan lukratif dari teknologi. Sebagai contoh, sudah beberapa dasawarsa manusia memiliki teknologi untuk memperdagangkan organ manusia, lengkap dengan “peternakan” tubuh manusia di negara-negara miskin. Perdagangan organ semacam itu dapat bernilai miliaran dolar. […] [R]egulasi yang dilakukan pada tingkat negara telah berhasil mencegah perdagangan semacam ini, dan mungkin bila masih saja ada praktik ilegal perdagangan organ tubuh manusia di pasar-pasar gelap, jumlahnya masih berada pada kisaran yang cukup aman. Nukilan yang diterjemahkan bebas dari 21 Lessons for the 21st Century, Yuval Noah Harari (Jonathan Cape: 2018, hal.34).

3 Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama