Agama Islam : Pengertian Durhaka Kepada Orang Tua dan Ciri Anak yang Durhaka, Beserta Contohnya

Agama Islam : Pengertian Durhaka Kepada Orang Tua dan Ciri Anak yang Durhaka, Beserta Contohnya



Pengertian Durhaka

Durhaka kepada orang tua adalah berbuat buruk kepada mereka dan menyia-nyiakan hak mereka. Secara bahasa, kata al -‘uquuq (durhaka) berasal dari kata al-‘aqqu yang berarti al-qath’u (memutus, merobek, memotong, membelah).


Bentuk Durhaka

  • Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (ucapan) ataupun perbuatan yang membuat orang tua sedih dan sakit hati. 
  • Berkata ‘ah’ dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
  • Membentak atau menghardik orang tua.
  • Bakhil, tidak mengurusi orang tuanya bahkan lebih mementingkan yang lain dari pada mengurusi orang tuanya padahal orang tuanya sangat membutuhkan. Seandainya memberi nafkah pun, dilakukan dengan penuh perhitungan.
  • Merendahkan orang tua, mengatakan bodoh, ‘kolot’ dan lain-lain.
  • Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan. Pekerjaan tersebut sangat tidak pantas bagi orang tua, terutama jika mereka sudah tua atau lemah. Tetapi jika ‘Si Ibu” melakukan pekerjaan tersebut dengan kemauannya sendiri maka tidak mengapa dan karena itu anak harus berterima kasih.
  • Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua.
  • Mendahulukan taat kepada istri dari pada orang tua. Bahkan ada sebagian orang dengan teganya mengusir ibunya demi menuruti kemauan istrinya. Na’udzubillah.
  • Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan keberadaan orang tua dan tempat tinggalnya ketika status sosialnya meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam ini adalah sikap yang amat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista. 


Ciri-ciri Umum Anak Durhaka


  • Mengatakan “ah” kepada orang tua dan mengeraskan suara di hadapan mereka ketika berselisih, dan juga Tidak memberikan nafkah kepada orang tua bila mereka membutuhkan.
  • Tidak melayani mereka dan berpaling darinya. Lebih durhaka lagi bila menyuruh orang tua melayani dirinya dan Mengumpat kedua orang tuanya di depan orang banyak dan menyebut- nyebut kekurangannya.
  • Menajamkan tatapan mata kepada kedua orang tua ketika marah atau kesal kepada mereka berdua karena suatu hal.
  • Membuat kedua orang tua bersedih dengan melakukan sesuatu hal, meskipun sang anak berhak untuk melakukannya. Tapi ingat, hak kedua orang tua atas diri si anak lebih besar daripada hak si anak.
  • Malu mengakui kedua orang tuanya di hadapan orang banyak karena keadaan kedua orang tuanya yang miskin, berpenampilan kampungan, tidak berilmu, cacat, atau alasan lainnya.
  • Tidak mau berdiri untuk menghormati orang tua dan mencium tangannya.
  • Duduk mendahului orang tuanya dan berbicara tanpa meminta izin saat memimpin majelis di mana orang tuanya hadir di majelis itu. Ini sikap sombong dan takabur yang membuat orang tuaterlecehkan dan marah. 


Sebab-sebab Anak Durhaka

  • Tidak mengetahui keagungan orang tua dan tidak mengetahui hukuman atas kedurhakaan itu, baik hukuman di dunia maupun di akhirat kelak. 
  • Adanya sikap orang tua yang lebih mengutamakan atau mementingkan sebagian anak atas sebagian lainnya atau dalam kata lain adanya ketidak adilan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya. 
  • Kelalaian dari orang tua dalam menafkahi anak-anaknya semasa kecil. 
  • Berteman dengan orang-orang yang buruk budi pekertinya yang mendorong sahabatnya menentang orang tuanya.

Hadits-Hadits


ثَلاَثَةٌ لاَ يَدْ خُلُونَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ : اْلعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، وَالْمَرْأَةُ الْمُتَرَجِّلَةُ اَلْمُتَشَبِّهَةُ بِالرِّجَالِ والدُّيُوثُ


Ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yakni anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki dan kepala rumah tangga yang membiarkan adanya kejelekan (zina) dalam rumah tangganya” (Hadits Riwayat Hakim, Baihaqi,  Ahmad)




كُلُّ الذُّنُوبِ يُؤَخِّرُ اللهُ مِنْهَا ما شاء الي يوم القيامة اِلَّا عُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ لِيَجْعَلَ له العذابُ واِنَّ اللهَ لَيَزِيْدُ في عُمْرِ الْعَبْدِ اِذَا كان بَارًّا لِوَالِدَيْهِ لِيَزِيْدَهُ بِرًّا وَخيرًا وَمِنْ بِرِّهِما أن يُنْفِقَ عليهِما اِذا احْتَاجَا. (رواه ابن ماجه)



Semua dosa itu azabnya ditunda oleh Allah SWT. sampai hari kiamat, kecuali orang yang durhaka kepada orang tuanya. Sesungguhnya Allah akan mempercepat azab kepadanya; dan Allah akan menambah umur seorang hamba jika ia berbuat baik kepada ibu bapaknya, bahkan Allah akan menambah kebaikan kepada siapa saja yang berbuat baik kepada ibu bapaknya serta memberi nafkah kepada mereka, jika diperlukan.” (H.R. Ibnu Majah)





2 Komentar

  1. Terimakasih informasinya, sangat bermanfaat

    BalasHapus
  2. Terimakasih, menjadi salah satu inspirasi dalam penulisan materi khutbah jumat tentang birrul walidain. Semoga menjadi amal sholeh buat penulis dan semua yang membantu menyebarkan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama