Pengantar Logika : 6 Kriteria untuk Menentukan Derajat Probabilitas dan Kausalitas Dasar

Pengantar Logika : 6 Kriteria untuk Menentukan Derajat Probabilitas dan Kausalitas Dasar



6 Kriteria untuk Menentukan Derajat Probabilitas


KRITERIA PERTAMA 

Derajat probabilitas dipengaruhi oleh jumlah data yang menjadi premis.“SEMAKIN BANYAK DATA SEMAKIN MEYAKINKAN (tingkat probabilitasnya besar)”


KRITERIA KEDUA 

Derajat probabilitas dipengaruhi oleh unsur data. 

“SEMAKIN BANYAK UNSUR DATA YANG SAMA, SEMAKIN BESAR DERAJAT PROBABILITASNYA” 



CONTOH : 

Kesimpulan kita bahwa Sepatu A (baru) sama kuatnya dengan Sepatu B ( Lama ), akan benar-benar terjadi jika terdapat banyak kesamaan unsur dari sepatu A dan sepatu B. ( Bandingkan dengan kriteria 4 nanti )



KRITERIA KETIGA

Derajat probabilitas dipengaruhi oleh “KEKUATAN DARI KESIMPULAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PREMIS”. Artinya, “Data mengatakan apa? Dan Kesimpulan mengatakan apa? Apa yang dikatakan kesimpulan tidak boleh terlalu jauh dari data!”


CONTOH:



Penelitian dibuat dengan tujuan untuk mengetahui seberapa banyak orang bisa makan bakso sampai kenyang. Data penelitian menunjukkan minimal 1 mangkok dan maksimal 3 mangkok. Jika kesimpulan yang ditarik adalah ‘orang makan bakso rata-rata 7 mangkok, tentunya kesimpulan itu aneh, tidak bisa diterima, atau tidak bisa dipercaya. Artinya, kesimpulan itu tidak meyakinkan; daya kekuatan dari kesimpulan kecil karena hubungannya dengan premis jauh.


KRITERIA KEEMPAT 

Derajat probabilitas dipengaruhi oleh Disanalogi ( =ketidak-samaan/perbedaan unsur data yang diperhitungkan dan mengurangi derajat probabilitas ). 

“SEMAKIN BANYAK DISANALOGI, SEMAKIN KECIL DERAJAT PROBABILITASNYA” 


CONTOH : 



Kesimpulan ( harapan ) bahwa sepatu A ( baru ) sama kuatnya dengan Sepatu B ( Lama ), kemungkinannya tidak terjadi ( sangat diragukan ) ( jika ) karena banyaknya perbedaan antara sepatu A dan sepatu B.


KRITERIA KELIMA 

Derajat probabilitas dipengaruhi oleh Dissimilasi (Perbedaan unsur data yang memperkuat). 

“SEMAKIN BANYAK DISSIMILASI DI ANTARA KEJADIAN YANG DISEBUTKAN DALAM PREMIS, ARGUMENTASI SEMAKIAN KUAT.” 

Atau 

“SEMAKIN BANYAK ASPEK/UNSUR DATA YANG BERBEDA YANG DISEBUTKAN DALAM PREMIS, MAKA ARGUMENTASI SEMAKIN KUAT. (Berkaitan dengan populasi/latar belakang data/sumber data) 



Contoh:



Kesimpulan bahwa “Semakin rajin bekerja semakin kaya” semakin kuat saat kita melihat semakin banyaknya orang yang memberi kesaksian; misalnya: 

  • Anton rajin bekerja semakin kaya 
  • Anita rajin bekerja semakin kaya 
  • Anino rajin bekerja semakin kaya 
Kesimpulan bahwa Toserba YOGYA murah, akan semakin terbukti dan kuat jika ada kesaksian (data) dari berbagai pembeli (beda usia, suku, strata ekonomi, jenis kelamin, dll).


KRITERIA KEENAM

Derajat kesimpulan juga ditentukan dari RELEVANSI UNSUR-UNSUR YANG SAMA DARI PREMIS DAN KESIMPULAN



Contoh :



  1. Dokter mengobati si A dengan obat C karena pernah obat C diberikan ke si B dan sembuh, bukan karena si A dan si B serumah. Tentunya, relevansi obat dengan penyakit lebih dekat dari pada obat dengan ‘serumah atau tidak’.
  2. Banjir terjadi di bandung dan bogor. Mengapa? Banjir terjadi karena sampah menumpuk (tepat); bukan karena kedua kota sama-sama ada di pulau jawa. Tentunya, relevansi sebab akibat antara banjir dan sampah lebih logis dibandingkan dengan banjir dan pulau jawa.

KAUSALITAS DASAR



KONDISI PERLU/MUTLAK ( NECESSARY CONDITION )

Kondisi yang tanpa kehadirannya, suatu peristiwa tertentu tidak dapat terjadi 
  • Biasanya berkaitan dengan hal meniadakan kejadian atau keadaan tertentu yang tidak diinginkan
  • Tanda lain: jika kita ingin mencegah terjadinya suatu kejadian, biasanya kita MENCARI ‘sebab’ dalam arti kondisi yang perlu.

Dalam kaitannya dengan akibat, sebab perlu/mutlak disebut dengan SEBAB JAUH


KONDISI YANG CUKUP ( SUFFICIENT CONDITION )


Kondisi yang memastikan suatu peristiwa sebagai akibat, akan terjadi. 

  • Jika kondisi itu ada, maka peristiwa sebagai akibat akan ada.
  • Biasanya berkaitan dengan mengadakan atau menghasilkan atau ingin membuat sesuatu (yang diinginkan).

Dalam kaitannya dengan akibat, kondisi yang cukup biasa disebut dengan SEBAB DEKAT.



CONTOH : 


  • Kondisi yang perlu supaya lulus logika nilai A? Kondisi cukupnya? 
  • Kondisi perlu seseorang dating ke dokter? Kondisi cukupnya? 
  • Kondisi perlu seseorang ditangkap polisi? Kondisi cukupnya? 
  • Bandingkan dengan investigasi kasus kriminalitas 
  • Bandingkan dengan investigasi kasus kecelakaan

1 Komentar

  1. Materinya sangat membantu saya. terimakasih. Kalau tdk keberatan, saya mohon ijin salin materinya. Semoga Allah memberkahi ilmu yang akhi sampaikan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama