Bahasa Indonesia : Mengidentifikasi Jenis-Jenis Frasa Secara Umum

 Bahasa Indonesia : Mengidentifikasi Jenis-Jenis Frasa Secara Umum



Pengertian Frasa



Frase adalah kontruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan. Kesatuan itu dapat menimbulkan suatu makna baru yang sebelumnya tidak ada. Misalnya dalam frasa rumah ayah muncul makna baru yang berarti ‘milik’, dalam rumah makan terdapat pengertian baru yang menyatakan ‘untuk’. Sedangkan frasa obat nyamuk terdapat makna baru ‘untuk memberantas’.
Frasa juga berarti kumpulan kata nonpredikatif. Artinya, frasa tidak memiliki predikat dalam strukturnya. Itu yang membedakan frasa dari klausa dan kalimat. 

Beberapa contoh frasa di bawah ini :

ayam hitam
ayam saya

Dalam konstruksi frasa-frasa di atas, tidak ada predikat. Lihat perbedaannya dibandingkan dengan beberapa klausa di bawah ini:

ayam saya hitam

Dalam konstruksi-konstruksi klausa di atas, hitam adalah predikat.


Penggolongan Frasa berdasakan Jenis




1. Frasa Nominal

Frasa yang inti katanya merupakan kata benda (nominal). Unsur pusat frasa benda yaitu kata benda.

Contoh:

a. Dita menerima hadiah ulang tahun.
b. Dita menerima hadiah.

Frasa hadiah ulang tahun dalam kalimat di atas kedudukannya sama dengan kata benda hadiah. Oleh karena itu, frasa hadiah ulang tahun termasuk frasa benda atau frasa nomina. Frasa nominal yang diperluas dengan kata yang, contoh:

Orang yang malas itu akhirnya kehilangan pekerjaan.
Celana dia yang warnanya kuning itu dibeli di Singapura.

Contoh lainnya:
  • Bapak Menteri
  • Meja yang baru
  • Rumah baru
  • Kakak saya
  • Dua buah sepeda

2. Frasa Verbal

Frasa yang inti katanya merupakan kata kerja (verbal).

Contoh: 

Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan.

Frasa sedang membaca adalah frasa kerja karena kedudukannya sama dengan kata kerja membaca dan unsur pusatnya kata kerja, yaitu membaca.

Contoh lainnya:

  • akan pergi
  • sudah datang
  • sedang belajar
  • akan lari
  • berantakan lagi


3. Frasa Adjektival

Frasa yang inti katanya merupakan kata sifat (adjektiva). Frasa sifat mempunyai inti berupa kata sifat. Unsur inti dalam frasa adalah unsur yang diterangkan oleh unsur lain yang merupakan unsur pewatas (yang menerangkan). Meskipun demikian, sesuai pengertian adjektiva, maka frasa adjektival tetap merupakan bagian yang menerangkan nomina (kata benda).

Perhatikan contoh berikut:

Dia agak bingung dalam memilih pakaian yang ditawarkan ayahnya.

Kelompok kata yang dicetak miring pada kalimat di atas adalah frasa adjektival. Kata bingung pada frasa di atas adalah adjektiva yang menjadi inti frasa. Dikatakan sebagai inti karena kata tersebut merupakan unsur yang diterangkan oleh pewatas agak. Namun demikian, frasa adjektival agak bingung tetap berfungsi sebagai unsur yang menerangkan nomina dia. 

Perhatikan pula contoh berikut ini!

Karena tidak sabar, wanita itu mencubit anaknya, yang dari tadi menangis meminta es krim.

Inti frasa adjektival tidak sabar adalah sabar (adjektiva). Kata tidak adalah unsur pewatas yang menerangkan kata sabar. Karena inti dari tidak sabar adalah adjektiva sabar yang tergolong sebagai adjektiva, maka frasa tidak sabar adalah frasa adjektival.

Contoh lainnya:

sangat cantik
tidak cantik
hitam manis
agak jauh
agak sombong

4. Frasa Preposisional

Frasa yang unsur pembentuknya menggunakan kata depan (preposisi), yang berfungsi sebagai penanda atau penjelas.

Contoh:

di sebuah rumah
dengan sangat tenang

Frasa di sebuah rumah terdiri dari kata depan di sebagai penanda, diikuti frasa sebuah rumah sebagai intinya. Frasa dengan sangat tenang terdiri dari kata depan dengan sebagai penanda, diikuti frasa sangat tenang sebagai intinya.

Contoh lainnya:

ke Jakarta
dari desa
terhadap kemenakannya
di depan
oleh mereka
di samping

5. Frasa Bilangan

yaitu frasa yang kedudukannya sama dengan kata bilangan. Pada umumnya frasa bilangan atau frasa numeralia dibentuk dengan menambahkan kata penggolong atau kata bantu bilangan.

Contoh:

Dua orang serdadu menghampirinya ke tempat itu.

Kata dua termasuk golongan kata bilangan, sedangkan kata orang disebut sebagai kata penyukat. Kata penyukat adalah kata yang terletak di belakang kata bilangan dan bersama kata itu membentuk satu frase yang disebut frase bilangan, yang mungkin terletak di muka kata nominal (kata benda).

Di samping itu, terdapat juga frasa bilangan yang terdiri dari kata bilangan disertai kata tambah. Misalnya: hanya satu, cuma dua belas, sepuluh saja, dsb.

Contoh lainnya:

  • satu buah
  • dua liter
  • satu butir telur
  • sepuluh biji kelereng
  • dua mil
  • satu hasta

6. Frasa Adverbial

Frasa yang inti katanya merupakan kata keterangan (adverbia) dan dalam kalimat sering menduduki fungsi sebagai keterangan. Frasa keterangan biasanya mempunyai keleluasaan berpindah karena berfungsi sebagai keterangan. Oleh karena itu, frasa keterangan dapat terletak di depan atau di belakang subjek atau di awal dan di akhir kalimat.

Contoh:

Tidak biasanya dia pulang larut malam.
Dia tidak biasanya pulang larut malam.
Dia pulang larut malam tidak biasanya.

Contoh lainnya:
  • tadi pagi
  • kemarin siang
  • nanti
  • lusa
  • barusan
  • sabtu malam

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama